Polaris Musim Dingin

 

Polaris Musim Dingin: Kehangatan di Tengah Keputusasaan

Sumber: Goodreads

"Tidak perlu satu tahun. Tidak perlu satu bulan. Fokuslah untuk berjuang satu hari lagi. Kemudian satu hari lagi. Dan seterusnya. Kau akan sadar kalau ternyata hidup tak seburuk yang kau kira."

About This Books

  • Judul Buku : Polaris Musim Dingin
  • Penulis : Alicia Lidwana
  • Published : Januari 2020
  • Publisher : Gramedia Pustaka Utama
  • Bahasa : Indonesia
  • Jumlah Halaman : 416 halaman
  • Genre : Fiksi – Young Adult
  • Baca di Gramedia Digital

Sinopsis Singkat

Shirokuma Bistro, bukan sekadar bistro biasa bagi 4 karyawannya, tapi sebagai rumah kedua bagi mereka. Hal ini karena pemiliknya, seorang perempuan ramah yang dipanggil Sensei. Mereka berempat itu direkrutnya ga barengan. Kyouhei via ibunya yang abis curcol ke Sensei soal masalahnya, Akari yang abis kehilangan pekerjaan, Ryuji yang tidak dianggap oleh keluarganya, dan Misaki yang lukisannya dibakar orangtuanya. Dalam keadaan rapuh mereka diterima dengan hangat oleh Sensei. Ya beneran berasa keluarga banget, terutama bagi Akari yang sudah lama tidak punya keluarga. 

Sampai suatu hari, Sensei menutup bistro karena ada urusan penting. Namun, secara misterius ia hilang tanpa kabar. Tidak kembali ke bistro lagi. Akhirnya 4 karyawannya ini berpisah mengejar mimpinya masing-masing. Selang 5 taun kemudian, tiba-tiba dateng berlembar surat Sensei beserta tiket kereta untuk Akari. Isi suratnya tentang perjalanan Sensei setelah pergi menutup bistro ke belahan lain Jepang. Jadi surat yang belum sempat dikirim. 

Akari ditemani Kyouhei pun pergi dengan menggunakan tiket kereta itu dengan harapan bakal bertemu lagi dengan Sensei yang mereka kagumin. 

Sedikit Review

Awalnya kirain ini buku terjemahan Jepang, soalnya dijelasin detail kota-kota yang didatengin sama Sensei. Trus jga vibe nya tuh hangat-hangat, ga frontal, ga berapi-api khas penulis Jepang. Vibenya seperti baca webtoon Marry Me. Eh ternyata pemulisnya orang Indonesia, keliatan risetnya bagus banget inii. 

Alurnya maju mundur, menceritakan perjalanannya Akari dan Kyouhei menelusuri jejak Sensei sekaligus masa lalunya semasa mereka masih kerja bareng di Bistro. Enak gitu tertata berurutan dipisah per bab singkat jadi gak bingung gimana alurnya. Juga ada diselipin beberapa bagian yang isinya percakapan tok tanpa narasi sebagai pelengkap ceritanya. 

Oh iya polaris sendiri adalah bintang yang bersinar terang dari belahan bumi bagian utara. Ia digunakan sebagai petunjuk arah. Tidak pernah berpindah tempat, tidak pernah terbit ,dan tidak akan pernah tenggelam. Keberadaan Polaris ini seperti Sensei dalam hidup Akari, Kyouhei, Misaki, dan Ryuji. Petunjuk arah mereka di tengah kelamnya hidup.

"Malam selalu datang. Musim semi selalu bergilir ke musim panas, lalu ke musim gugur, kemudian ke musim dingin. Terang selalu berganti gelap.  Begitupula dengan hidup kalian. Tidak peduli betapa kuatnya diri kalian sekarang, nanti pasti akan datang rintangan demi rintangan yang akan menguji keteguhan hati kalian. Akan datang lagi hari-hari ketika kalian akan mempertanyakan alasan kalian untuk hidup. Selama kalian punya harapan, selama kalian punya impian, kalian tidak akan kalah. Selama kalian punya sesuatu untuk diperjuangkan, kalian tidak akan pernah menyerah. Makanya Sensei menyuruh kalian untuk mencari tahu apa impian kalian."

Paling suka soal nasehat Sensei tentang impian. Jadi Sensei ini bos rasa guru plus ibu buat 4 karyawannya (Akari, Kyouhei, Ryuji, Misaki). Dia meminta setiap karyawannya untuk punya mimpi masing-masing. Karena mimpi itulah yang bakalan berhasil membuat mereka bertahan di kehidupan yang keras ini. Nah, pas ada yang menyampaikan mimpinya, mereka seeffort itu saling bantu buat ngewujudin.
 
Tapi si Akari itu susah banget buat menemukan mimpinya. Karena bagi dia, kerja di bistro bersama 3 sahabatnya dan Sensei itu udah cukup. Eh, sepeninggal Sensei dari bistro, dia melihat sahabat-sahabatnya sudah pada mengejar mimpinya, sementara dia masi bingung gitu.

Ini di aku relate banget kondisinya Akari yang terombang-ambing mencari mimpi, di lain sisi juga sadar hidup tuh harus punya impian biar berasa hidupnya, hiks 🤧. Eh. setelah baca ini aku malah jadi semangat buat menggali lagi mimpiku lho, gak berlarut-larut dengan rasa insecure.

Aku sempet nangis di beberapa bagian. Tapi bukan nangis yang nyesek kek pas baca Serangkai. Lebih ke nangis lalu habis itu lega gitu.
"Sebuah bintang tidak akan pernah bisa melihat cahayanya sendiri, Akari. Yang akan dia lihat hanyalah bintang lain nun jauh disana, sementara cahayanya sendiri tidak akan pernah dia lihat. Begitupun dengan dia, semakin terang dia bersinar, semakin dia tidak bisa melihat dirinya sendiri."

"Kau juga bercahaya, Akari. Tidak kalah terangnya dengan siapapun." 

Terakhir, rasanya ada yang kurang klo takde bubuk-bubuk romancenya. Aduh ntar malah makin spoiler, pokonya Kyouhei tuh masuk salah satu cowo ter green flag abad ini. Sayang banget sama ibunya, selalu nganterin pulang tiap malem, gak pernah meninggalkan ketika dia punya kesempatan untuk itu, dan selalu bisa nyemangatin dalam segala kondisi. Yang love languagenya Word of Affirmation tangkinya bakal penuh wes. Aku butuh Kyouhei di dunia nyata 🤣

Buku ini cocok dibaca untuk yang sedang merasa putus asa dengan hidupnya, yang menjalani hidup yang gak 'hidup', yang kehilangan mimpinya, bahkan tidak percaya lagi akan mimpi. Rasanya hangat banget kayak abis kedinginan terus disuguhin coklat panas, hangat yang nyaman kayak lagi dipeluk.

Komentar

Postingan Populer