Review Novel Kresek Hitam: Perjalanan Hijrah Maera yang Tak Mudah
Sepulangnya dari asrama rehabilitasi narkoba, tidak ada yang menyambut Maera dengan hangat. Bahkan ayah ibunya sendiri seolah mengabaikannya. Maera merasa wajar karena ia telah berbuat kesalahan, apalagi ia adalah anak dari pendiri partai Islam besar yang terkenal dengan dakwah-dakwahnya. Apa yang telah ia perbuat merusak nama besar orang tuanya.
Sayangnya, tidak ada satu pun dari keluarganya yang mau mendengar penjelasan lengkap Maera tentang peristiwa di malam itu. Malah salah seorang kerabatnya menawarkan solusi "kresek hitam" untuk menutupi kesalahan Maera.
Di tengah situasi yang tak mudah selepas ia kembali pada keluarganya. Maera berusaha keras untuk menerapkan ilmu agama yang ia pelajari di asrama rehabilitasi. Namun, Maera malah mengalami kejadian mengerikan yang disebabkan oleh kerabatnya dinilai paling membanggakan keluarga.
Lantas, bagaimana kelanjutan perjalanan hijrah Maera? Apakah ia akan mengambil solusi "kresek hitam' itu?
Sedikit Review
Ini bukunya tipis, 184 halaman aja, bisa selesai sekali duduk. Tapi bikin emosi parahh, nyesek dan sedih baca perjuangannya Maera, sekaligus marah banget banget sama keluarganya Maera. Apalagi sama si kerabatnya yang sangat manipulatif dan pintar ngomong itu.
Pernah dengar katanya setelah belajar sesuatu, kita bakal diuji dengan apa yang baru kita pelajari itu. Nah inilah yang terjadi ke Maera, di dalam asrama rehabilitasi dia belajar untuk hanya menggantungkan diri pada Allah, saat itu pula ia diuji dengan beragam ujian berat di usianya yang masih muda. Betapa tidak ada satu pun dari keluarganya yang percaya padanya.
Buku ini juga mengangkat isu tentang tokoh agama yang di luar tampak soleh dengan dakwah-dakwahnya, namun ternyata hanya peduli pada popularitas semata. Bahkan sama keluarganya sendiri, lingkungan terdekatnya, mereka tidak mengamalkan isi dari pesan agama yang disampaikan.
Tapi tentu saja yang modelan begini ini hanya oknum kok, masih banyak di luar sana tokoh agama yang lurus dan terus berusaha menjaga niatnya dalam berdakwah.
Pesan yang aku dapatkan dari buku ini adalah agama hadir bukan untuk membuat kita menjadi sombong, misalnya, hafalan Al-Qur'an tidak boleh digunakan untuk sekadar berbangga diri, justru kita seharusnya memaknai dan mengamalkan ayat-ayat kitab suci yang kita hafalkan itu.
Komentar
Posting Komentar