Ijazah Palsu Nasionalis Sejati


Lama tinggal di luar negeri, tak membuat Martha kehilangan nasionalismenya. Di sela kesibukannya sebagai ibu anak dua, Martha mengelola akun Twitter anonim yang mengupas rekam jejak para calon legislatif, la memiliki tujuan agar rakyat lebih mengenal sang caleg, tak asal cap cip cup saja di bilik suara.

Tiba-tiba datang surat panggilan dari kampus almamaternya. Blog lamanya muncul ke permukaan, tercantum disana sebuah pengakuan bahwa ia telah memalsukan dokumen untuk mendapatkan beasiswa.

Kasusnya viral dimana-mana. Berbagai hujatan menghujaninya. Hukuman penjara mengancam di depan mata. Apalagi ini terjadi di Singapura yang terkenal dengan peraturan ketatnya.

Namun, kisah Martha bukan sekadar suatu kesalahan, ini mengandung ironi yang mendalam. Akibat dari kelamnya sejarah Indonesia yang menimpa keturunan etnis Tionghoa bertahun-tahun sebelumnya.

Sedikit Review

Novel ini bukan membahas anak-anak yang lahir di luar pernikahan. Tapi anak-anak yang memiliki akta kelahiran 'anak luar nikah' karena ayahnya tak tercatat sebagai WNI, tepatnya malah tidak punya kewarganegaraan (stateless).

Kok bisa? Ada sejarah kelam bin rumit di baliknya yang dialami oleh banyak keturunan etnis Tionghoa di Indonesia. Betapa susahnya mendapatkan SBKRI saat itu, sampai harus mengeluarkan uang berjuta-juta.